Minggu, 26 Juli 2009

Awal dari keperdulian PUI ...

PUI akan Benahi 1.474 Madrasah di Jabar


BANDUNG--Setelah hampir 30 tahun tiarap karena kondisi politik, Persatuan Ummat Islam (PUI) akan membenahi organisasinya yang sudah berumur satu abad, yaitu dengan membenahi sumber daya manusianya. Salah satu caranya, dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Jabar, Djadja Djahari, kualiatas madrasah yang ada di Jabar belum cukup baik. Oleh karena itu, PUI akan berusaha untuk meningkatkan kualitas 1.474 madrasah dari mulai ibtidaiyah sampai ke perguruan tinggi.

''Beberapa madrasah yang kami miliki memang sudah ada yang berprestasi. Misalnya madrasah yang ada di Tasikmalaya dan Jatibarang-Indramayu. Tapi, secara keseluruhan madrasah yang ada belum terdengar gaungnya,'' ujar Djadja kepada wartawan, usai acara Peringatan Seabad PUI, Ahad (26/7).

Menurut Djadja, pihaknya tidak mungkin dalam waktu singkat menjadikan 1.474 madrasah itu menjadi sekolah unggulan. Oleh karena itu, sebagai langkah awal PUI memiliki target akan membuat satu madrasah unggulan di semua kabupaten/kota yang ada di Jabar untuk semua jenjang.

Dalam waktu tiga tahun, sambung dia, di 26 kabupaten/kota di Jawa Barat akan ada madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah unggulan. Untuk perguruan tinggi, yang dimiliki PUI hanya di Ciamis dan Sukabumi. ''Selain karena kondisi politik, belum berkualitasnya madrasah yang dimiliki PUI karena masalah anggaran,'' katanya.

Untuk organisasi PUI sendiri, kata Djadja, pihaknya akan membangun kembali organisasi setelah 10 tahun yang lalu kurang bagus. Pembenahan itu, kata dia, mulai dilakukan awal tahun 2008. Hasilnya, dalam jangka waktu satu tahun PUI berhasil menambah 250 cabang baru. Dari 100 cabang, menjadi 350 cabang. "Cabang yang kami dirikan itu, pengurus PUI di setiap kecamatan,'' ujar Djadja.

Menurut Ketua PP PUI, Ahmad Heryawan, pihaknya akan mengadakan pembaharuan. Yaitu, mengembalikan pemahaman keagamaan pada pemahaman islam yang dipahami oleh pendahulu islam. Islam yang sesungguhnya, kata dia, memiliki pemahaman mendamaikan masyarakat, mengangkat masyarakat dari keterpurukan pada kesejahteraan. ''Pemahaman yang sahih dan benar seperti itu,'' tegas Heryawan.

Menyoroti masalah teroris yang melakukan pengeboman, Heryawan mengatakan, perilaku tersebut tidak menyelesaikan masalah dan itu bukan pemahaman islam yang benar. Pemahaman islam yang benar, bisa memberdayakan masayarkat.

Adanya razia ke pesantren-pesantren, Heryawan meminta semua pihak agar tidak bersikap terlalu berlebihan. Kalau ada razia, sepanjang semua pihak baik itu masyarakat maupun aparat menyikapinya tidak berlebihan, tidak menjadi masalah. ''Pesantren di Jabar, tidak perlu dirazia karena aman,'' tegas Heryawan. kie/kem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar