Thursday, 09 July 2009 | |
Telur asin bagi mereka yang menyukainya tetapi mengidap penyakit-penyakit tertentu, bak buah simalakama. Tapi, Ambar memberikan solusinya dengan “menciptakan” telur asin yang sehat. Russanti Lubis Siapa pun mengetahui jika telur asin itu lezat. Tapi, di satu sisi lauk ini akan terasa membosankan, jika rasanya hanya asin. Di sisi lain, telur yang berwarna biru pucat ini, akan menjadi buah simalakama bagi mereka yang menyukainya, namun sedang terganggu kesehatannya. Karena, seperti diketahui, telur mengandung kolesterol dan lemak tinggi, yang berbahaya bagi para penderita penyakit hipertensi, kolesterol tinggi, atau asam urat. Namun, Ambar Turatminah tidak kekurangan akal. Pengusaha telur dari Cilincing, Jakarta Utara, ini pada sekitar tahun 2003–2004, dengan modal Rp1 juta, berinisiatif membuat telur asin rasa udang. Kebetulan, di lingkungan rumahnya banyak terdapat udang, terutama limbahnya (kulit dan kepala udang, red.). Dan, para peternak bebek di wilayah itu, sering memberi makan binatang peliharaan mereka itu makanan bebek bercampur dengan limbah udang. “Sebenarnya, telur asin rasa udang ini merupakan hasil eksperimen Helmy, dari suku dinas (sudin) peternakan Jakarta Utara. Ternyata, hasilnya, telur asin itu lebih enak dan gurih, serta warna kuningnya menjadi merah ranum. Lebih dari itu, tidak terlalu asin,” kata Ambar, yang memulai bisnisnya pada tahun 2000 dengan menjual telur puyuh. Flu burung memaksanya untuk beralih ke bisnis telur asin (biasa) pada tahun 2002, dengan modal Rp500 ribu. Telur asin rasa udang ini, ia menambahkan, diproses dengan cara yang sama dengan pembuatan telur asin. Sedangkan, rasa udangnya muncul secara alamiah atau berasal dari telur yang dihasilkan bebek yang memakan campuran limbah udang. “Berdasarkan uji lab di laboratorium kesehatan masyarakat Institut Pertanian Bogor, telur asin rasa udang ini mengandung protein, kalsium, dan betakarotine lebih tinggi daripada telur asin biasa. Selain itu juga mengandung omega-3, fosfor, zat besi, dan vitamin,” jelas kelahiran Purworejo, Jawa Tengah, hampir 54 tahun silam ini. Awalnya, ia hanya memproduksi 50 butir yang dijajakan secara door to door. “Modalnya Rp50 ribu, lakunya Rp10 ribu. Tapi, saya tetap semangat, hingga akhirnya muncul perkembangan menggembirakan yaitu saya bisa mengikuti berbagai pameran secara gratis atas rekomendasi sudin setempat atau sharing dengan teman-teman. Melalui pameran-pameran inilah, saya mendapat pesanan hingga ke Tangerang, Cirebon, dan sebagainya dengan kuantitas 300–400 butir per hari dengan harga per butirnya Rp2.500,-,” tutur Ambar, yang setiap 2–3 bulan sekali mengirim sebanyak 3.000 butir telur asin rasa udang ke Malaysia. Beberapa bulan lalu, dengan hasrat ingin lebih maju lagi dan modal Rp2 juta, sarjana D-2 jurusan matematika Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) Purworejo ini, membuat telur asin rasa udang herbal yaitu dengan menambahi telur asin rasa udang dengan teh hijau, akar alang-alang, daun salam, dan daun dewa. Proses pembuatannya sama saja dengan telur asin rasa udang, tapi setelah itu telur bebek tersebut dibalut dengan tanah yang telah dicampur dengan rebusan tumbuh-tumbuhan tersebut di atas. “Pola pikir saya mengatakan bahwa kalau garam saja bisa menembus kulit telur, kemungkinan herbal pun bisa. Faktanya, memang begitu. Rasanya juga enak kok,” ujar peraih juara kedua dalam produk unggulan se-Jakarta Utara (tahun 2005), juara satu UKM berprestasi (tahun 2006), dan juara harapan dua UKM berprestasi se-DKI (tahun 2007) ini. Berdasarkan uji lab, telur asin rasa udang herbal ini memiliki kandungan kalori, protein, dan betakarotine lebih tinggi ketimbang telur asin rasa udang. Selain itu, telur asing rasa udang herbal kandungan lemaknya cuma 7,19 (kandungan lemak pada telur asin rasa udang 13,6, red.). |
Minggu, 06 September 2009
TELUR RASA UDANG W5AH..
Alergi Telur? Coba yang Satu Ini!
© 2009 Majalah Pengusaha - Peluang Usaha dan Solusinya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar